Search This Blog

Sunday, June 8, 2014

pendidikan sex dalam islam

Sex Islamic


Pendidikan sex dalam Islam.


Pendidikan sex untuk anak disekolah, kini  tengan menjadi pembahasan yang kontroversial  antara pihak yang pro dan pihak yang kontra. Pihak yang pro berargumen bahwa pendidikan  sex untuk anak layak diberikan dengan alasan:
1. Informasi tentang seks bisa didapat dengan mudah dimana-mana.
2. Untuk menghindari pergaulan bebas.
3. Perlindungan anak terhadap pelecehan seksual .
Sedangkan pihak yang kontra justru melihat bahwa pendidikan  sex untuk anak itu belum perlu karena dianggap terlalu prematur untuk diajarkan kepada anak-anak yang secara psikologis belum pada waktunya.Fakta Pendidikan Sex untuk anak di dunia Barat (Contoh Kasus Negara bagian Bayern, Germany)



1. Proses penyampaian materiPendidikan di Jerman tergantung negara bagian masing-masing (desentralisasi). 

Karena itu pendidikan seksual di tiap negara bagian berbeda-beda. Yang di utara telah menerapkan pendidikan seksual sebagai bagian dari kurikulum sekolah sejak lama. Tapi negara bagian yang terbilang konservatif seperti Bayern, dengan diiringi 'protes' sana sini, menerapkannya belakangan. Awalnya dulu mulainya sejak kelas 6. Tapi seiring perkembangan jaman yang 'menghasilkan' masa puber yang lebih awal, maka sekarang pendidikan seksual dimulai sejak kelas 4. Di kelas-kelas selanjutnya pun masih ada pendidikan lanjutannya.Pelajaran ini sifatnya wajib. Artinya sama kedudukannya dengan pelajaran lain, mengikat seluruh murid. Tapi tidak ada ulangan dan nilainya. Yang memberi materi adalah guru kelas, tenaga ahli kesehatan (perawat, dokter), dan dari Dinas Kesehatan (Gesundheitsamt). Ada saatnya satu instruktur untuk seluruh kelas, ada kalanya juga murid laki-laki dengan instruktur laki-laki, dan sebaliknya.Beberapa bulan sebelum tema pelajaran ini 
dimulai, diadakan pertemuan orang tua. Petugas dari dinas kesehatan dan guru-guru memberikan penjelasan pada orang tua tentang cakupan materi dan metode pelajaran ini. Dipenghujung pertemuan, orang tua dibekali beberapa buku kecil yang berhubungan dengan pelajaran. Saat pertemuan orang tua kelas, diskusi dengan orang tua terasa cukup panas. Sebagian besar orang tua, apalagi yang waktu kecilnya sekolah di Utara, tampaknya 
mendukung penuh pelajaran ini. Tapi ada juga yang mempertanyakannya. Misalnya, seorang Ibu yang sekuat tenaga mengusahakan agar anaknya tidak mengikuti pelajaran ini. Menurut Ibu itu dia sangat kenal anaknya. Menurutnya saat ini anaknya belum butuh mendapatkan informari tentang ini. Anaknya yang akan memberi tanda jika ia membutuhkannya. Dan di saat itulah, Ibu itu akan mulai memberikannya. Ya, hal senada inilah. Pertanyaan tentang kompetensi pemberi materi dan metode juga menjadi bahasan hangat malam itu. Juga tentang respon anak-anak angkatan sebelumnya. Tapi di penghujung pertemuan orang tua tampaknya bisa menerima program ini dengan tenang.Materi pelajaran dimulai dengan penjelasan mengapa anak-anak mendapat pelajaran ini. 
Kemudian apa itu pengertian seksual. Lalu dijelaskan tentang bagian-bagian tubuh 
wanita dan pria. Pengertian puber, tanda-tandanya, dan apa yang harus diperhatikan / dilakukan. Apa itu menstruasi, bagaimana terjadinya menstruasi, bagaimana kondisi tubuh (berhubungan dengan hormon) ketika terjadi menstruasi, apa yang yang harus dilakukan saat menstruasi. Apa dan bagaimana itu mimpi basah. Apa dan bagaimana berfungsinya kondom. Jenis orientasi 
seksual. Bagaimana proses terjadinya bayi mulai dari terbentuknya telur, masuknya  sperma, dst sampai bagaimana lahirnya baik  normal maupun caesar. Bagaimana terjadinya kembar.Kesemua materi itu dijelaskan dengan bahasa ilmiah (Fachbegriffe), tapi tetap dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. Penggunaan gambar juga tidak dapat dari foto. Jadi kerangka ilmiahnya cukup ditekankan.



2. Tindak Lanjut Setelah Pemberian 

Materi Pelajaran

Apa yang terjadi setelah pemberian materi tersebut? Penulis melihat ada 2 hal yaitu: 

Pertama, Setelah anak-anak mendapatkan materi pembelajaran ini, biasanya anak-anak kemudian menyerbu perpustakaan untuk mencari buku-buku yang berkaitan dengan tema tersebut. Kedua Anak usia 12 tahun disarankan untuk pergi ke dokter kandungan (jika perempuan) dan dokter itu akan menjelaskan tentang hubungan seksual, penyakit-penyakitnya serta cara "aman" untuk 

berhubungan. Kemudian para remaja tersebut dianjurkan untuk selalu membawa alat kontrasepsi kemanapun mereka pergi.



3. Apa yang terjadi? Sebagaimana yang telah dijabarkan oleh ustadz Taqiyudin bahwa ghorizah akan timbul jika ada rangsangan.

Dan ternyata Pendidikan sex yang terlalu dini dan terlalu vulgar apalagi minus penjelasan tentang moral dan agama hanya akan menimbulkan rangsangan dan keinginan anak untuk mencoba mempraktekan apa yang telah mereka ketahui. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapat yang mengatakan perlunya pendidikan sex untuk anak dalam rangka mengurangi angka peningkatan kehamilan diluar nikah adalah salah.Pendidikan sex untuk anak dalam pandangan 

Islam Pendidikan anak, dari semua aspek adalah tanggung jawab orang tua. Orang tualah yang 

berkewajiban untuk menuntun anak menjadi pribadi muslim tangguh yang sholeh, cerdas, 
 sehat.Ada dua hal yang harus ditanamkan orang tua sebelum mengajarkan berbagai hal.
Yaitu Pertama: menanamkan ketaqwaan dalam jiwa anak, dan kedua mencarikan lingkungan 
dan pertemanan yang baik untuk anak. Ketaqwaan adalah fondasi agar bangunan ilmu yang akan kita bangun pada diri anak menjadi kokoh kuat, sementara lingkungan yang baik adalah pagar yang akan melindungi bangunan ilmu itu dari polusi-polusi yang bisa merusaknya.

Bagaimana mengenalkan pendidikan seks kepada anak?
1. Kenalkan bahwa Allah menciptakan laki-laki & perempuan itu berbeda.
"Wa laisa dzakaro kal untsaa" (qs 3: 36). Lengkap dengan tugasnya masing-masing. Dari perbedaan tugas ini dapat ditanamkan pada anak tentang maskulinitas feminimitas.Jelaskan pula bahwa Allah melarang Laki-laki menyerupai perempuan, pun sebaliknya
2. Memisahkan tempat tidur mereka. 
Jelaskan pada anak bahwa Rosulullah saw 
menyuruh kita untuk memisahkan tempat tidur laki-laki perempuan pada usia 7 tahun. Anak pasti akan bertanya tentang alasannya.Selain menjelaskan tentang perbedaan laki2 perempuan, berikan jawaban yang bisa mereka terima, dengan menekankan pada nilai-nilai positif dari pemisahan tempat tidur tersebut seperti kemandirian, kebebasan untuk berkreasi dikamar sendiri.  
3 .    Meminta ijin pada 3 waktu Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah:
 sebelum shalat subuh, tengah hari, dan setelah shalat isya. Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat, yakni waktu ketika badan atau aurat orang 
dewasa banyak terbuka (Lihat: QS al-Ahzab [33]: 13). Jika pendidikan semacam ini 
ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-santun dan etika yang luhur.
4. Menjaga aurat.
Jelaskan pada anak didepan siapa saja aurat dalam batasan-batasan yang sopan dapat 
terlihat, dengan mengacu pada Qs 24: 30-31. Lengkapi juga dengan hadits riwayat tentang perintah Rosulullah saw untuk menjaga pandangan. Dari penjelasan ini diharapkan akan tertanam rasa "iffah" pada diri anak. Rasa malu yang tepat pada tempatnya juga diharapkan akan terbentuk 
pada diri anak
5. Mengenalkan batas-batas pergaulan antara laki-laki & perempuan.
Jelaskan tentang apa yang dapat yaitu hubungan dalam muamalah serta apa yang tidak bisa yaitu khalwat ikhtilat. Jelaskan juga bencana sosial akibat rusaknya pergaulan antara laki laki dan perempuan.
6. Mengenalkan fitur pubertas.
Pengenalan karakteristik pubertas ini diberikan kepada anak sesuai dengan masanya.Perempuan ketika usia-atau menjelang-usia 9 tahun sedangkan laki-laki pada usia 11-14 tahun. Hanya saja perkembangan zaman telah memacu anak pada pubertas dini. Menurut pengalaman, anak usia 10-11 tahun sudah 
mulai bertanya tentang perubahan perbedaan fisik yang terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan.Kenalkan pada anak bagaimana cara merawat organ vital. Tanamkan pula bahwa organ 
vital merupakan salah satu nilai kehormatan yang harus digaja (QS 23: 5). Jika anak bertanya
Mudahnya bagi anak mencari informasi tentang apapun dimana-mana, termasuk informasi tentang seks, membuat orang tua harus selalu waspada. Bersikap terbuka barangkali adalah  salah satu cara yang bijaksana agar anak  selalu mendapatkan informasi dari sumber 


yang tepat dengan jawaban yang benar tentunya. Pernah murid saya (ikhwan kelas 4 SD) dulu bercerita terbuka pada saya (secara 4 mata) bahwa dia sering membaca rubik  "dewasa" di lapak Koran didekat tempat dia  bermain. Saya hanya mencoba mendengarkan, menangkap ekspresi lugu yang keluar dari wajahnya. Terakhir saya berpesan "jangan ulangi lagi ya Nak, nanti orangtuamu bias kecewa itu dosa". Saya tidak tahu apakah murid saya itu melakukannya lagi atau tidak tapi saya tetap mencoba lebih terbuka lebih dekat padanya agar dia tidak menyembunyikan sesuatu agar dia bias mendapatkan semua jawaban yang membuat dia penasaran dari sumber yang tepat. Saya 

tidak mengkomunikasikannya dengan patner guru ikwan saya karena saya berjanji padanya untuk memegang rahasia ini. Tapi saya merasa orangtuanya harus tahu. Sayangnya ketika saya sampaikan, orangtuanya tidak percaya anaknya melakukan hal itu malah menyalahkan saya. Hal ini mungkin disebabkan oleh nilai idealism yang ada pada orang tua tersebut. Tapi menurut saya, 

penolakan pada fakta yang saya sampaikan adalah penilakan terhadap keterbukaan yang akan malah semakin membuat anak mencoba menjaga jarak tidak atjut untuk menyembunyikan sesuatu.

Satu hal yang harus kita Siasati ketika hendak menjawab pertanyaan anak adalah "Jajaki" dulu pengetahuan anak tentang apa yang dia tanyakan. Tanyakan kembali tema yang dia tanyakan. Pancing sejauh mana dia mengetahui apa yang ia tanyakan. Pelajari juga tentang apa jawaban apa yang ia inginkan. Kemudian berilah jawaban sederhana yang hanya berhubungan dengan 


pertanyaannya saja. Jangan melebarkan jawaban. Terutama untuk pertanyaan-pertanyaan seputar seks.


sex islami. ........

No comments:

Post a Comment